Akankah Games Bertema Parkour Segera Hype Lagi?

Meskipun parkour telah ditampilkan dalam permainan selama lebih dari satu dekade, seni lari bebas Perancis telah lama diturunkan ke peran tambahan dalam franchise seperti  Assassin’s Creed dan Dying Light.

Assassin's Creed tidak diragukan lagi adalah seri game paling populer yang menampilkan parkour.  Well, meskipun kontrol dan gameplay freerunning di game tersebut bagus—dan bahkan hebat, dalam beberapa kasus—ada kekurangan yang menjadikan parkour sebagai fokus utama. Dan yang lebih parah lagi, server multipemain untuk salah satu contoh terbaik ditutup kurang dari setahun yang lalu.

Baik secara tematis maupun gameplay, Mirror's Edge dan sekuel/reboot Mirror's Edge Catalyst adalah game parkour yang sempurna. Kedua game tersebut menangkap momentum dan kecerdikan parkour dengan sempurna, dan Catalyst menjawab kritik tingkat terbatas terhadap game pertama dengan dunia terbuka yang dibuat dengan sempurna yang mendorong dan memberi penghargaan kepada pemain karena menjelajahi jalur baru. Dan gaya pergerakan yang mewakili kebebasan dan berekspresi merupakan pelapis sempurna bagi kota yang diperintah oleh penindasan.

 Satu-satunya fitur yang mendapat kritik secara konsisten di kedua game adalah pertarungannya, yang menjelaskan mengapa beberapa game paling sukses yang menggunakan parkour menampilkannya di samping elemen utama yang berbeda, seperti gameplay siluman ikonik Assassin’s Creed. Namun ada alasan mengapa Assassin's Creed dan Dying Light menjadikan parkour dan freerunning sebagai fitur utama: orang-orang menyukainya.

Itu sebabnya perlu ada lebih banyak game yang fokus utamanya adalah parkour, tapi kita mungkin tidak akan mendapatkan game Mirror's Edge lain dari DICE sampai franchise Battlefield kembali bereputasi baik. Mungkin itu berarti kita tidak akan pernah mendapatkan permainan parkour yang sempurna lagi, tapi kita disuguhi sejumlah permainan parkour berbeda dengan gaya uniknya masing-masing, yang siap dirilis dalam waktu dekat. Potensi masa keemasan ini dimulai dengan permainan parkour paling murni, yang lebih mewujudkan seni lari bebas dibandingkan permainan baru lainnya: Rooftops & Alleys.

 Di Steam, Rooftops & Alleys menyebut dirinya sebagai game parkour yang penting, game yang “menggaruk rasa gatal yang tidak dimiliki game lain”. Rooftops & Alleys menerapkan semua gerakan parkour yang diperlukan ke T: roll, vault, wallrunning, gainer, dan banyak lagi. Setiap peta berisi beberapa tantangan mirip Tony Hawk, baik berbasis waktu atau berbasis skor, dan (menggunakan suara Geoff Keighley) semuanya dibuat hanya oleh satu pengembang. Bahkan atlet parkour profesional pun terkesan.

Namun meskipun Rooftops & Alleys memberikan pengalaman parkour paling murni menurut saya, ada game lain yang akan segera hadir yang patut Anda perhatikan. Baik Supermoves dan DeathSprint 66 adalah dua game parkour yang berfokus pada multipemain yang saat ini sedang dikembangkan dengan lebih banyak gerakan seperti Jet Set Radio tetapi estetika yang sangat berbeda. Supermoves adalah pendekatan menyenangkan yang lebih kasual dengan alat pembuat peta khusus dan lobi drop-in/drop-out yang menampilkan mode berbeda, sedangkan DeathSprint 66 disebut sebagai balap pertarungan berdarah dan berdarah dalam suasana distopia futuristik. Lihat saja Red Bull Crashed Ice dan bayangkan versi yang lebih berdarah berlatar di Kota Malam Cyberpunk: itulah DeathSprint 66.

Tidak ada yang salah dengan game yang memanfaatkan parkour untuk menyempurnakan bagian lain dari gameplay-nya, dan tidak ada kekurangan game hebat yang melakukan hal tersebut. Selain franchise Assassin’s Creed dan Dying Light, ada juga Ghostrunner, Severed Steel, dan penggemar VR dapat memanjakan diri mereka dengan judul yang sangat terinspirasi dari Mirror’s Edge di STRIDE: Fates.

Ikuti terus berita Games dan tekno  terbaru di Ligagame! Kunjungi Instagram dan Youtube Ligagame.tv yang selalu update dan kekinian.