Developer Game di Palestina Galang Dana untuk Dreams on a Pillow
Pengembang game asal Palestina, Rasheed Abueideh, meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk mendu
Pengembang game asal Palestina, Rasheed Abueideh, meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk mendukung biaya produksi game terbarunya, Dreams on a Pillow, yang terinspirasi dari peristiwa bersejarah. Dreams on a Pillow berlatar masa Nakba, peristiwa sentral dalam Perang Palestina 1948, di mana sekitar 700.000 warga Palestina secara paksa diusir dari tanah dan harta mereka.
Abueideh, yang tinggal di Nablus, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki, sebelumnya merilis game Liyla and the Shadows of War. Game ini tersedia di platform seluler dan PC, menggambarkan perjuangan keluarga Palestina untuk bertahan hidup selama Perang Gaza 2014. Meskipun sempat ditolak sebagai gim di App Store Apple, Liyla kemudian menuai pujian kritis, memenangkan beberapa penghargaan, dan menjadi bagian penting dalam penggalangan dana untuk bantuan Palestina tahun 2021, yang berhasil mengumpulkan hampir $1 juta bagi Badan Bantuan PBB untuk Gaza.
Cerita Dreams on a Pillow
Menurut halaman kampanyenya, proyek baru Abueideh adalah adaptasi ulang kisah rakyat Palestina yang berlatar masa Nakba. Cerita ini mengikuti seorang wanita yang berusaha menyelamatkan anaknya setelah suaminya dibunuh oleh pasukan Zionis dalam operasi pembersihan warga Palestina di wilayah yang kemudian menjadi Israel. Dalam keputusasaan, wanita tersebut secara tidak sengaja membawa bantal alih-alih anaknya, namun tetap harus berjuang melintasi wilayah berbahaya, melawan ancaman di sekitarnya sekaligus mempertahankan kewarasannya.
Seperti pengembang game dari negara-negara Arab lainnya, Abueideh berharap dapat menyajikan pengalamannya dalam perspektif yang menentang narasi tradisional tentang kawasan tersebut.

Kembali dengan Visi Baru
Karier Abueideh di dunia pengembangan game menghadapi banyak tantangan. Meski Liyla and the Shadows of War sukses secara kritis, ia kesulitan mendapatkan pendanaan untuk proyek berikutnya. Akibatnya, ia membuka usaha kedai kacang di Tepi Barat, yang kemudian harus tutup karena konflik yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Kini, Abueideh kembali mengejar cita-citanya di dunia gim dengan memilih jalur crowdfunding, alih-alih bergantung pada sumber pendanaan tradisional. Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk membayar gaji, pembuatan aset, dan outsourcing, sehingga memungkinkan timnya untuk membawa Dreams on a Pillow keluar dari tahap pra-produksi.


Dengan koleksi gambar game , seni konsep, dan materi pengembangan lainnya di halaman kampanye, Dreams on a Pillow tampaknya siap menjadi game dengan grafis yang menarik dan tema yang mendalam. Dalam upaya menjadikan gim sebagai medium untuk meningkatkan kesadaran sosial, tim di balik Dreams on a Pillow berharap bisa menjangkau audiens lebih luas melalui perspektif budaya mereka.
Kampanye Crowdfunding dan Rencana Rilis
Kampanye crowdfunding di LaunchGood telah mengumpulkan lebih dari $50.000 dari hampir seribu pendukung. Kampanye ini akan berakhir pada 13 Januari 2025, dengan game dijadwalkan rilis pada kuartal keempat tahun 2026.
Article URL: https://toto911x.com/news/87c499909.html